Bentuk penulisan kata memeringati (p luluh) dan memperingati (p tidak luluh) kerap dijumpai dalam pemakaian bahasa sehari-hari. Hal tersebut menunjukkan belum ada keseragaman di antara pemakai bahasa.
Berikut penggalan berita yang penulis unduh dari laman media massa ternama Kaltim Post:
Kota Lengang, Masjid Dipenuhi Jemaah
Kamis, 18 November 2010 , 08:00:00
Asisten II Sekkab Kubar Edyanto Arkan saat ditemui kemarin mengatakan, meski sebagian warga sudah merayakan Lebaran haji itu sehari sebelumnya, namun tidak mengurangi makna hari raya yang identik dengan penyembelihan hewan kurban tersebut. Termasuk dirinya yang memeringati Iduladha sehari sebelumnya di aula PAN Melak bersama 300 orang umat muslim lainnya. Saat itu yang menjadi penceramah atau khatib dari Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Kaltim, Suyatman. (http://www.kaltimpost.co.id/index.php?mib=berita.detail&id=79794)
Pada kalimat ‘Termasuk dirinya yang memeringati Iduladha sehari sebelumnya di aula PAN Melak bersama 300 orang umat muslim lainnya.’, penulis berita tersebut memilih menggunakan kata memeringati daripada memperingati.
Menurut Buku Praktis Bahasa Indonesia jilid 1 yang diterbitkan oleh Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, luluh tidaknya bunyi seperti contoh kasus diatas disebabkan oleh 2 hal. Pertama, sangkaan bahwa suku pertama pada kata tersebut adalah imbuhan atau tidak. Menurut penulis artikel diatas, kata memeringati memiliki kata dasar peringat. Jika p-e-r merupakan imbuhan maka bunyi p tidak diluluhkan. Sebaliknya, jika p-e-r bukan merupakan imbuhan maka bunyi p diluluhkan. Kedua, anggapan orang bahwa bahwa bentuk dasarnya masih asing atau tidak. Jika bentuk dasar itu dianggap asing, bunyi p cenderung tidak diluluhkan sehingga dijumpai bentuk penulisan kata mempascasarjanakan.
Dari bentuk kata memeringati disangkakan memiliki kata dasar peringat, sehingga bunyi p luluh. Akan tetapi, perlu diketahui kata dasar peringat tidak ditemukan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), bentuk p-e-r dalam kata peringat merupakan imbuhan pada kata ingat, maka bunyi p tidak diluluhkan. Jadi, bentukan yang tepat adalah memperingati daripada memeringati. Sebagai pembanding, kata memercayai lebih tepat daripada mempercayai karena p-e-r pada kata tersebut bukan imbuhan, melainkan kata dasar itu sendiri.
Mengacu pada KBBI kata memperingati memiliki bermakna sebagai berikut:
mem·per·i·ngati v 1 mengadakan suatu kegiatan (spt pe-rayaan, selamatan) untuk mengenangkan atau memuliakan suatu peristiwa: didirikan sebuah tugu untuk ~ jasa-jasa para pahlawan; 2 mencatat (dl buku catatan): dia selalu ~ kata-kata yg sukar dl buku yg khusus itu; 3 memberi peringatan (teguran, nasihat) supaya ingat akan kewajiban dsb: Ibu ~ pesan Ayah kpd anak-anaknya untuk berdoa sebelum tidur;
Pada contoh kasus diatas, sebaiknya penulis berita tersebut menggunakan kalimat ‘Termasuk dirinya yang memperingati Iduladha sehari sebelumnya di aula PAN Melak bersama 300 orang umat muslim lainnya’, yang memiliki makna ‘mengadakan perayaan Idul Adha’.
0 comments:
Post a Comment